Sabtu, 02 April 2016

Makalah Psikologi Masa Remaja dan Dinamika Psikologi Masa Remaja

 

PSIKOLOGI MASAREMAJA 
DAN
 DINAMIKA PSIKOLOGI MASA REMAJA        
 Dosen pengampu : Setyo Mahanani Nugroho, S.SiT.M.Kes









DISUSUN OLEH : 
NAMA    :  OKNI TEISTARARA
NIM        :  15140013
KELAS  :  B12.1         
PRODI   :  DIV BIDAN PENDIDIK




UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/201


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Psikologi Masa Remaja dan Dinamika Masa Remaja” , untuk memenuhi tugas    PSIKOLOGI.
Dalam penulisan makalah ini penulis dibimbing oleh dosen pengampu, yang dengan inisiatif memberi dorongan dan petunjuk, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga lancarnya penulisan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, sehingga pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang Psikologi Masa Remaja dan Dinamika Masa Remaja.





Yogyakarta,    Maret  2016


                                                                                                         PENULIS


















Perkembangan psikologi anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek-aspek perkembangan individu meliputi psikologi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya. 
Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.
1.  Apa pengertian Masa Remaja?
2. Apa saja periode perkembangan ramaja?
3. Aspek-aspek apa saja yang mempengaruhi psikologis perkembangan remaja?
       4. Apa ciri –ciri kejiwaan dan psikologi pada remaja?
       5. Apa dinamika psikologi masa remaja?
       6. Apa saja dimensi-dimensi perkembangan remaja?
       7. Apa saja psikologi yang terjadi pada masa remaja?
       8. Apa saja faktor-faktor penyimpangan remaja?
       9. Apa saja ciri kematangan remaja?
     10. Apa saja peran orangtua?







      1. Dapat mengetahui pengertian masa remaja.
      2. Dapat mengetahui periode perkembangan remaja.
      3. Dapat mengetahui aspek-aspek psikologis perkembangan remaja.
      4. Mengetahui ciri –ciri kejiwaan dan psikologi pada remaja.
      5. Dapat mengetahui dinamika psikologi remaja.
      6. Dapat mengetahui dimensi-dimensi perkembangan remaja.
      7. Dapat mengetahui psikologi masa remaja.
      8. Dapat mengetahui faktor-faktor penyimpangan remaja.
      9. Dapat mengetahui ciri kematangan remaja.
    10. Mengetahui apa saja peran orangtua.























Masa remaja atau yang sering dikenal dengan istilah “Adolesense” yang berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada ditingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Seifert dan Hoffnung, periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria .
Ada dua pandangan teoritis tentang remaja. Menurut pandangan teoritis pertama yang dicetuskan oleh psikolog G. Stanley Hall “adolescence is a time of storm and stress”. Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada seseorang yang menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert & Hoffnung, Dalam hal ini, Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh dengan konflik. Menurut pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak remaja yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan masyarakatnya.
Bila dikaji, kedua pandangan tersebut ada benarnya, namun sangat sedikit remaja yang mengalami kondisi yang benar-benar ekstrim seperti kedua pandangan tersebut (selalu penuh konflik atau selalu dapat beradaptasi dengan baik). Kebanyakan remaja mengalami kedua situasi tersebut (penuh konflik atau dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian (fluktuatif).


Remaja adalah mereka yang berusia antara 12 - 21 tahun, yang akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :

Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ- organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja.
Pada fase Remaja, terjadi perkembangan intelektual yang sangat pesat, sehingga seringkali remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai "hero" atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut.
Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai pembangkangan. Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya.
Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi
                        konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain.
Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pris ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama.
Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.
Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.
Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.
Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.


Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder.
1.      Hormon – Hormon Seksual
 Dalam perkembangan hormon – hormon seksual remaja, ditandai dengan ciri-ciri yaitu ciri-ciri seks primer dan sekunder.
a)      Ciri-Ciri Seks Primer
          Pada masa remaja primer ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis yaitu pada tahun pertama dan kedua. Kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan mencpai ukuran matangnya pada usia 20 tahun. Lalu penis luai bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostate semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut memungkinkan remaja pria (sekitar 14-15 tahun) mengalami “mimpi basah”. Pada remaja wanita, kematangan orga-organ seksnya ditandai dengan tumbuhnya rahim vagina dan ovarium secara cepat pada masa sekitar 11-15 tahun untuk pertama kalinya mengalami “menarche” (menstruasi pertama). Menstruasi awal sering disetai dengan sakit kepala, sakit punggung dan kadang-kadang kejang serta merasa lelah, depresi dan mudah tersinggung. 
b)      Ciri-Ciri Seks Sekunder
Pada remaja ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik/bulu kopak disekitar kemaluan dan ketiak, terjadi prubahan suara, tumbuh kumis dan  tumbuh gondok laki / jakun. Sedangakan pada wanita ditandai dengan tumbuh rambut pubik/ bulu kapok disekitar kemaluan dan ketiak, bertambah besar buah dada danbertambah besarnya pinggul.
2.      Pubertas
                 a)   Perubahan eksternal
                 b)   Perubahan internal
   Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah besar, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.


   Sistem Peredaran Darah
                                          Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17-18 tahun              beratnya 12 kali berat pada waktu lahir.
   Sistem Pernapasan
Kapasitas paru-paru remaja perempuan hamper matang pada usia 17 tahun,  remaja laki-laki mencapai tingkat kematnagn beberapa tahun kemudian .
   Jaringan Tubuh
Perkemngan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun Jaringan. Selain tulang terusberkembang sampai tulang mencapai umuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot.
1.    Aspek Intektual
Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas.
2.    Aspek Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi.
Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya :
a)     Di lingkungan keluarga
                                       Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya
                                       Menerima otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)
   Menerima tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga
                                      Berusaha membantu anggaran kalau sebagai individu atau
                                        kelompok
b)     Di lingkungan sekolah
                                       Bersikap respek dan mentaati peraturan
                                       Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah
                                       Menjalin persahabatan dengan teman sebaya
                           Hormat kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain
                                       Berprestasi di sekolah
c)      Di lingkungan masyarakat
                                       Respek terhadap hak-hak orang lain 
                                       • Menjalin dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau                                            orang lain
                                       • Bersikap simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang                                         lain
                                       Respek terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan
                                        masyarakat
3.         Aspek Emosi (Afektif)
Perkembangan aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir (18– 21 tahun). Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial merupakan tugas yang sulit bagi remaja.
Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya.
4.         Aspek Bahasa
Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik alat komunikasi lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya lingkungan teman sebaya sedikit banyak lebih membentuk pola perkembangan bahasa remaja. Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
5.         Aspek Moral
Perkembangan moral pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca konvensional stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara remaja dengan lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai moral, kejujuran, keadilan kesopanan dan kedisiplinan.
6.         Aspek Agama
Pemahaman remaja dalam beragama sudah semakin matang, kemampuan berfikir abstrak memungkinkan remaja untuk dapat mentransformasikan keyakinan beragama serta mengapresiasikan kualitas keabstrakan Tuhan 
   1.   Usia remaja muda (11–15 tahun)
        a)   Sikap protes terhadap orang tua
        b)   Preokupasi dengan badan sendiri
        c)   Kesetiakawanan dengan kelompok seusia
        d)   Kemampuan untuk berfikir secara abstrak
        e)   Perilaku yang labil dan berubah–ubah
   2.   Remaja usia penuh (16–19  tahun)
                  a)   Kebebasan dari orang tua
 b)   Ikatan terhadap pekerjaan dan tugas
 c)   Pengembangan nilai moral dan etis yang mantap
 d)   Pengembangan hubungan pribadi yang labil
 e)   Penghargaan kembali pada orang tua dalam kedudukan yang sejajar
                  f)   Perubahan  fisik, psikologi dan seksual pada remaja
            Perubahan psikologis
1.    Perubahan emosi : sensitive (mudah menangis, tertawa, cemas dan frustasi),
mudah mudah bereaksi terhadap rangsangan dari luar, agresif sehingga mudah berkelahi.
2.    Perkembangan intelegensia : mampu berpikir abstrak dan senang memberi kritik,
ingin mengetahui hal-hal baru sehinga muncul perilaku ingin mencoba hal yang baru.

3.  Perubahan seksual remaja
Sejak masa remaja, pada diri seorang anak terlihat adanya perubahan-perubahan pada bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan struktur dan fungsi. Pematangan kelenjar pituitary berpengaruh pada proses pertumbuhan tubuh sehingga remaja mendapatkan ciri-cirinya sebagai perempuan dewasa atau laki-laki dewasa. Masa remaja diawali oleh masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-perubahan fisik dan fungsi fisiologis. Kematangan seksual remaja ini menyebabkan munculnya minat seksual dan keingintahuan remaja tentang seksual.
Pertumbuhan dan perkembangan remaja tidak lepas dari pengaruh bawaan yang berkaitan dengan sifat-sifat atau karakteristik genetika yang diturunkan oleh orang tua, serta pengaruh lingkungan yang berkaitan dengan keluarga, sekolah, teman bermain, atau lingkungan masyarakat umum.
Pemahaman tentang dinamika perkembangan remaja amat diperlukan bagi orang tua maupun pendidik yang banyak berhubungan dengan mereka. Betapa tidak, usia remaja di era global ini banyak sekali memunculkan ekses-ekses dalam masyarakat. Kasus-kasus pelecehan seksual, perkosaan, aborsi, tawuran, narkoba, maupun kriminalitas yang melibatkan remaja menjadi berita yang marak di media-media masyarakat.
Adapun dimensi-dimensi perkembangan remaja yang perlu dioptimalkan adalah:        1. Dimensi fisiologis yang berkaitan dengan struktur organ-organ biologis dalam                                            
Tubuh
2.Dimensi psikologis yang berkaitan dengan kondisi mental, sifat-sifat maupun kepribadian yang termanifestasi dalam perilaku
3.    Dimensi sosiologis yang berkaitan dengan relasi dan kerjasama antar manusia
4.    Dimensi moral-spiritual yang berkaitan dengan nilai-nilai hidup yang menjadi keyakinan dan tuntunan untuk berperilaku.

Menurut Kartono (2003), bentuk-bentuk perilaku penyimpangan remaja dibagi
menjadi empat, yaitu :
a.       penyimpangan terisolir (Delinkuensi terisolir)
Kelompok ini merupakan jumlah terbesar dari remaja nakal. Pada umumnya mereka tidak menderita kerusakan psikologis. 
b.      penyimpangan neurotik (Delinkuensi neurotik)
Pada umumnya, remaja nakal tipe ini menderita gangguan kejiwaan yang cukup serius, antara lain berupa kecemasan, merasa selalu tidak aman, merasa bersalah dan berdosa dan lain sebagainya. 
c.       penyimpangan psikotik (Delinkuensi psikopatik)
Delinkuensi psikopatik ini sedikit jumlahnya, akan tetapi dilihat dari kepentingan umum dan segi keamanan, mereka merupakan oknum criminal yang paling berbahaya. 
d.      penyimpangan defek moral (Delinkuensi defek moral)
Defek (defect, defectus) artinya rusak, tidak lengkap, salah, cedera, cacat, kurang. 
Faktor-faktor penyimpangan remaja menurut Santrock, lebih rinci
dijelaskan sebagai berikut  :
      a.  Identitas
           Menurut teori perkembangan yang dikemukakan oleh Erikson (Santrock, 1996)
masa remaja ada pada tahap di mana krisis identitas versus difusi identitas harus di atasi. 
b.  Kontrol diri
Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan untuk mengembangkan kontrol diri yang cukup dalam hal tingkah laku. 
c.  Usia
Munculnya tingkah laku anti sosial di usia dini berhubungan dengan penyerangan serius nantinya di masa remaja, namun demikian tidak semua anak yang bertingkah laku seperti ini nantinya akan menjadi pelaku kenakalan.
d.  Jenis kelamin
Remaja laki- laki lebih banyak melakukan tingkah laku anti sosial daripada perempuan. 
e.  Harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah
Remaja yang menjadi pelaku kenakalan seringkali memiliki harapan yang rendah terhadap pendidikan di sekolah. Mereka merasa bahwa sekolah tidak begitu bermanfaat untuk kehidupannya sehingga biasanya nilai-nilai mereka terhadap sekolah cenderung rendah. Mereka tidak mempunyai motivasi untuk sekolah. 
f.   Proses keluarga
Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja.
g.  Pengaruh teman sebaya
Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan risiko remaja untuk menjadi nakal. 
h.  Kelas sosial ekonomi
Ada kecenderungan bahwa pelaku kenakalan lebih banyak berasal dari kelas sosial ekonomi yang lebih rendah dengan perbandingan jumlah remaja nakal di antara daerah perkampungan miskin yang rawan dengan daerah yang memiliki banyak privilege diperkirakan 50 : 1 (Kartono, 2003). Hal 
i.   Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal
Komunitas juga dapat berperan serta dalam memunculkan kenakalan remaja. Masyarakat dengan tingkat kriminalitas tinggi memungkinkan remaja mengamati berbagai model yang melakukan aktivitas kriminal dan memperoleh hasil atau penghargaan atas aktivitas kriminal mereka. Masyarakat seperti ini sering ditandai dengan kemiskinan, pengangguran, dan perasaan tersisih dari kaum kelas menengah. Kualitas sekolah, pendanaan pendidikan, dan aktivitas lingkungan yang terorganisir adalah faktor- factor lain dalam masyarakat yang juga berhubungan dengan kenakalan remaja.
Berikut ini contoh-contoh penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja :
1)   Berbohong
2)  Pergi keluar rumah tanpa pamit
3)  Keluyuran
4)  Begadang
5)  membolos sekolah
6)  Berkelahi dengan teman
7)  Hubungan sex diluar nikah


Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1.    Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2.    Ketidakstabilan emosi.
3.    Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4.    Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5.    Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-   pertentangan dengan orang tua.    
6.    Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi    semuanya.
7.    Senang bereksperimentasi.
8.    Senang bereksplorasi.
9.    Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.                                                  10.  Kecendrungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.




2.10 KEMATANGAN REMAJA                                                                                         
umumnya kematangan dan kedewasaan dikaitkan dengan :                                                  1. Penerimaan tanggungjawab secara personal dari tugas-tugas keluarga, sekolah                     maupun masyarakat
1. Signifikansi kelompok teman sebaya, seperti terjalinnya suatu persahabatan atau    
     intimasi pertemanan yang loyal, bersifat pribadi dan bebas
2.       Peningkatan otonomi dan jarak emosi dengan orang tua, berupa perubahan mendasar dalam pola interaksi yang seringkali menjadi akar konflik antara remaja dan orang tua, seperti kebutuhan finansial yang meningkat untuk keperluan penampilan dan perkembangan teknologi, keterlibatan remaja dalam konteks sosial seperti relasi dengan kelompok teman sebaya dengan mengikuti club-club olahraga, seni atau sosial-keagamaan sehingga membuka wawasan baru tentang diri dan lingkungan, serta perubahan fungsi keluarga dan relasi antar saudara yang berkaitan dengan harapan remaja terhadap orang tua dan saudara untuk diterima, dipahami, didukung serta dilindungi secara wajar dalam menerima pengalaman hidup.


 Tugas-tugas yang dilakukan oleh orang tua yang cukup baik, secara garis besar   adalah:
1.    memenuhi kebutuhan fisik yang paling pokok; sandang, pangan dan kesehatan
2.    memberikan ikatan dan hubungan emosional, hubungan yang erat ini merupakan            bagian penting dari perkembangan fisik dan emosional yang sehat dari seorang              anak.
3.    Memberikan sutu landasan yang kokoh, ini berarti memberikan suasana rumah dan        kehidupan keluarga yang stabil.
4.    Membimbing dan mengendalikan perilaku.
5.    Memberikan berbagai pengalaman hidup yang normal, hal ini diperlukan untuk membantu anak anda matang dan akhirnya mampu menjadi seorang dewasa yang             mandiri. Sebagian besar orang tua tanpa sadar telah memberikan pengalaman-             pengalaman itu secara alami.
6.    Mengajarkan cara berkomunikasi, orang tua yang baik mengajarkan anak untuk  mampu menuangkan pikiran kedalam kata-kata dan memberi nama pada setiap     gagasan, mengutarakan gagasan-gagasan yang rumit dan berbicara tentang hal-hal    yang terkadang sulit untuk dibicarakan seperti ketakutan dan amarah.
7.    Membantu anak anda menjadi bagian dari keluarga.
8.    Memberi teladan.















Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri seseorang dalam rentang masa kanak-kanak sampai masa dewasa. Pada masa ini, pola pikir dan tingkah laku remaja sangat berbeda pada saat masih kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok (teman sebaya) lebih erat dibandingkan hubungan dengan orang tua. Tahap perkembangan psikologi remaja dimulai dari fase psikologi praremaja, remaja awal, dan remaja akhir. Karakteristik  pertumbuhan dan perkembangan remaja antara lain, perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial, remaja berfikir secara logis dan transisi sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain. Sementara itu, ciri khas remaja adalah hubungan dengan teman sebaya lebih erat, hubungan dengan orang tua penuh konflik, keingintahuan seks yang tinggi, dan mudah stres.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja menimbulkan berbagai konflik batin maupun psikis. Orang tua harus benar-benar memahami konsekuensi perubahan pada remaja. Sementara itu, bidan dapat dijadikan tempat konseling untuk remaja sebagaimana peran bidan. sebagai seorang bidan hendaknya mampu untuk senantiasa memberikan bimbingan atau konseling yang baik atau yang tidak memojokkan remaja tersebut dalam masalah yang dihadapinya. Demikian makalah mengenai perkembangan remaja. Mohon maaf,apabila makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan.










DAFTAR PUSTAKA

http://uinkediri.blogspot.co.id/2014/12/contoh-makalah-perkembangan-psikologi.html
http://lilisholihah.blogspot.co.id/2008/03/dinamika-perkembangan-remaja.html
dhajambie.blogspot.co.id/p/psikologi-perkembangan-remaja.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar