TUGAS
OMPK
MANAJEMEN
PELAYANAN KEBIDANAN
DISUSUN OLEH :
Nama : Okni Teistarara
Nim : 15140013
Kelas : B12.1
Prodi : DIV Bidan Pendidik
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN
AJARAN 2015/2016
MANAJEMEN
PELAYANAN KEBIDANAN
A. Manajemen
Pelayanan Kebidanan Definisi Operasional
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah
pendekatan yangdigunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah
secarasistematis mulai dari pengkajian, analisis data didagnosis
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi Menurut Buku 50 Tahun IBI
2007.
Menurut Depkes RI 2005
Manajemen Kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak
yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada
individu, keluarga dan masyarakat.
Helen Varney (1997)Manajemen
kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dantindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan, keteranpilan dalam rangkaian tahapan yang logis
untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.
Proses pelaksanaan pemberian
pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan
tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak,kepuasan pelanggan dan
kepuasan bidan sebagai provider.
2. Langkah-langkah dalam manajemen
pelayanan kebidanan
Langkah
I : Pengkajian
Pada langkah pertama ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, baik dari hasil anamnesa dengan klien, suami/keluarga, hasil pemeriksaan, dan dari dokumentasi pasien / catatan tenaga kesehatan yang lain.
Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara :
1. Menanyakan riwayat kesehatan, haid, kehamilan, persalinan, nifas dan sosial
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
3. Pemeriksaan khusus
4. Pemeriksaan penunjang
5. Melihat catatan rekam medik pasien
Langkah II : Merumuskan Diagnosa/Masalah Kebidanan
Pada langkah ini bidan menganalisa data dasar yang didapat pada langkah pertama, menginterpretasikannya secara akurat dan logis, sehingga dapat merumuskan diagnosa atau masalah kebidanan.
Contoh I :
Data : Ibu tidak haid selama 3 bulan, mual dan muntah, Plano Test +, anak ke II , anak pertama berumur 1 tahun, ibu belum menginginkan kehamilan ke dua ini, ibu sering merasa pusing, susah tidur dan malas makan.
Diagnosa :
Pada langkah pertama ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, baik dari hasil anamnesa dengan klien, suami/keluarga, hasil pemeriksaan, dan dari dokumentasi pasien / catatan tenaga kesehatan yang lain.
Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara :
1. Menanyakan riwayat kesehatan, haid, kehamilan, persalinan, nifas dan sosial
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
3. Pemeriksaan khusus
4. Pemeriksaan penunjang
5. Melihat catatan rekam medik pasien
Langkah II : Merumuskan Diagnosa/Masalah Kebidanan
Pada langkah ini bidan menganalisa data dasar yang didapat pada langkah pertama, menginterpretasikannya secara akurat dan logis, sehingga dapat merumuskan diagnosa atau masalah kebidanan.
Contoh I :
Data : Ibu tidak haid selama 3 bulan, mual dan muntah, Plano Test +, anak ke II , anak pertama berumur 1 tahun, ibu belum menginginkan kehamilan ke dua ini, ibu sering merasa pusing, susah tidur dan malas makan.
Diagnosa :
-
Ibu kemungkinan hamil G II, P I AO, 12 mg
- Kehamilan tidak diinginkan
- Kehamilan tidak diinginkan
Langkah
III: Mengantisipasi Diagnosa/masalah potensial
Contoh I :
seorang wanita inpartu dengan pembesaran uterus yang berlebihan ( bisa karena polyhidramnion, besar dari masa kehamilan, ibu dengan diabetes kehamilan, atau kehamilan kembar).
Tindakan antisipasi yang harus dilakukan:
- Menyiapkan cairan infus, obat uterotonika untuk menghindari syok hypovolemik karena perdarahan kala IV
- Menyiapkan alat resusitasi bayi untuk antisipasi aspixia pada bayi baru lahir
- Memberikan posisi Mc robert untuk antisipasi kesulitan melahirkan bahu
Contoh II :
Data : Ibu anak pertama, hamil 36 minggu, perdarahan berulang dan banyak, tidak ada mules, DJJ + , tinggi fundus uteri 31 cm ,presentasi kepala, TD 110/ 70 .
Diagnosa : GI P 0 A 0 hamil 36 minggu, perdarahan antepartum, kondisi janindan ibu baik.
Tindakan antisipasi :
• Pasang infus , untuk mengantisipasi syok hypovolemik
• Menyiapkan darah untuk antisipasi syok hypovolumik
• Tidak melakukan periksa dalam untuk menghindari perdarahan hebat.Kaji ulang apakah tindakan antisipasi untuk mengatasi masalah /diagnosa potensial yang diidentifikasi sudah tepat.
Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera.
Contoh I : Tindakan segera
Dari kasus perdarahan antepartum tindakan segera yang harus dilakukan adalah :
• Observasi perdarahan, tanda-tanda vital
• Periksa / chek kadar hb
• Observasi DJA
• Rujuk ke RS ( bila di masyarakat ) atau kolaborasi dengan dokter ( bila di Rumah Sakit )
Langkah V :Menyusun Rencana Asuhan Secara Menyeluruh
Contoh : Rencana komprehensif pada kasus dengan peradarahan ante partum diatas :
• Beri tahu kondisi klien dan hasil pemeriksaan
• Berikan dukungan bagi ibu dan keluarga
• Berikan infus RL
• Observasi tanda-tanda vital , perdarahan, DJA dan tanda-tanda syok
• Chek kadar HB
• Siapkan darah
• Rujuk klien ke RS / kolaborasi dengan dokter
• Follow up ke rumah ( kunjungan rumah )
Kaji ulang apakah rencana asuhan sudah meliputi semua aspek asuhan kesehatan terhadap klien.
Langkah VI : IMPLEMENTASI
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien,efektif dan aman. Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersama-sama dengan klien, atau anggota tim kesehatan lainnya kalau diperlukan.
Penatalaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.
Langkah VII : Mengevaluasi
Pada langkah terakhir ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam diagnosa dan masalah..
Contoh : Evaluasi
• Evaluasi perdarahan ; berhenti atau tidak, jika belum berhenti jumlahnya berapa banyak ?
• Kondisi janin dan ibu ?
• Kadar Hb ?
Contoh I :
seorang wanita inpartu dengan pembesaran uterus yang berlebihan ( bisa karena polyhidramnion, besar dari masa kehamilan, ibu dengan diabetes kehamilan, atau kehamilan kembar).
Tindakan antisipasi yang harus dilakukan:
- Menyiapkan cairan infus, obat uterotonika untuk menghindari syok hypovolemik karena perdarahan kala IV
- Menyiapkan alat resusitasi bayi untuk antisipasi aspixia pada bayi baru lahir
- Memberikan posisi Mc robert untuk antisipasi kesulitan melahirkan bahu
Contoh II :
Data : Ibu anak pertama, hamil 36 minggu, perdarahan berulang dan banyak, tidak ada mules, DJJ + , tinggi fundus uteri 31 cm ,presentasi kepala, TD 110/ 70 .
Diagnosa : GI P 0 A 0 hamil 36 minggu, perdarahan antepartum, kondisi janindan ibu baik.
Tindakan antisipasi :
• Pasang infus , untuk mengantisipasi syok hypovolemik
• Menyiapkan darah untuk antisipasi syok hypovolumik
• Tidak melakukan periksa dalam untuk menghindari perdarahan hebat.Kaji ulang apakah tindakan antisipasi untuk mengatasi masalah /diagnosa potensial yang diidentifikasi sudah tepat.
Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera.
Contoh I : Tindakan segera
Dari kasus perdarahan antepartum tindakan segera yang harus dilakukan adalah :
• Observasi perdarahan, tanda-tanda vital
• Periksa / chek kadar hb
• Observasi DJA
• Rujuk ke RS ( bila di masyarakat ) atau kolaborasi dengan dokter ( bila di Rumah Sakit )
Langkah V :Menyusun Rencana Asuhan Secara Menyeluruh
Contoh : Rencana komprehensif pada kasus dengan peradarahan ante partum diatas :
• Beri tahu kondisi klien dan hasil pemeriksaan
• Berikan dukungan bagi ibu dan keluarga
• Berikan infus RL
• Observasi tanda-tanda vital , perdarahan, DJA dan tanda-tanda syok
• Chek kadar HB
• Siapkan darah
• Rujuk klien ke RS / kolaborasi dengan dokter
• Follow up ke rumah ( kunjungan rumah )
Kaji ulang apakah rencana asuhan sudah meliputi semua aspek asuhan kesehatan terhadap klien.
Langkah VI : IMPLEMENTASI
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien,efektif dan aman. Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersama-sama dengan klien, atau anggota tim kesehatan lainnya kalau diperlukan.
Penatalaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.
Langkah VII : Mengevaluasi
Pada langkah terakhir ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam diagnosa dan masalah..
Contoh : Evaluasi
• Evaluasi perdarahan ; berhenti atau tidak, jika belum berhenti jumlahnya berapa banyak ?
• Kondisi janin dan ibu ?
• Kadar Hb ?
3.
Tujuan SOP :
·
Agar petugas menjaga konsistensi pada tingkat
kinerja tertentu
·
Agar mengetahui
dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
·
Memperjelas
alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait
·
Melindungi organisasi dan staf dari malpraktik
atau kesalahan administrasi
·
Menghindari kegagalan, kesalahan, keraguan dan
inefisiensi
4. Fungsi SOP :
·
Memperlancar tugas petugas/tim
·
Sebagai dasar
hukum bila terjadi penyimpangan
·
Mengetahui
dengan mudah hambatan-hamabatan
·
Mengarahkan petugas untuk disiplin
·
Sebagai pedoman
5.
Tujuan Operasional suatu manajemen
harus mengandung unsur-unsur:
·
WHAT : Kegiatan apa yang akan dikerjakan harus jelas.
·
WHO :
Sasarannya harus jelas, siapa yang akan mengerjakan, beberapa yang ingin
dicapai.
·
WHEN : Kejelasan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
·
HOW : Prosedur kerjanya ( SOP ) jelas, sesuai dengan
SPK ( Standar Pelayanan Kebidanan ).
·
WHY :
Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas.
·
WHERE : Kapan dan dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas.
·
Jika perlu ditambah
dengan : WHICH : Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut ( lintas sektor walaupun lintas program yang
terkait ).
6. Langkah-Langkah
dalam Manajemen Kebidanan
a. P1 ( PERENCANAAN )
b. P2 ( PENGORGANISASIAN )
c. P3 ( PENGGERAKAN
& PELAKSANAAN,PENGAWASAN & PENGENALIAN ) 7. Perencanaan dalam Pelayanan
a. INPUT : Man , Money, Material , Metode ,Minute / Time ,Market
b.PROSES : Perencanaan
( P1 ),Pengorganisasian ( P2 ), Penggerakan dan pelaksanaan,Pengawasan dan Pengendalian (
P3)
Aspek : Tindakan medis dan tindakan Non
medis
c.OUTPUT
d.EFFECT
e.OUT – COME ( IMPACT )
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar