Jumat, 06 Mei 2016

Manajemen Pelayanan Kebidanan



TUGAS OMPK
MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN


DISUSUN OLEH :
Nama  : Okni Teistarara
                                                Nim     : 15140013 
Kelas    : B12.1
Prodi    : DIV Bidan Pendidik





FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016


MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN
A.    Manajemen Pelayanan Kebidanan Definisi Operasional
1.      Pengertian
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yangdigunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secarasistematis mulai dari pengkajian, analisis data didagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi Menurut Buku 50 Tahun IBI 2007.
Menurut Depkes RI 2005 Manajemen Kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Helen Varney (1997)Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dantindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keteranpilan dalam rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.
Proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak,kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.
2.    Langkah-langkah dalam manajemen pelayanan kebidanan
Langkah I : Pengkajian
Pada langkah pertama ini bidan  mengumpulkan semua  informasi  yang  akurat  dan  lengkap dari  semua  sumber  yang  berkaitan  dengan  kondisi klien, baik dari hasil  anamnesa dengan klien,   suami/keluarga,    hasil pemeriksaan,   dan  dari  dokumentasi  pasien  / catatan tenaga kesehatan yang lain.
Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara :
1. Menanyakan riwayat kesehatan, haid, kehamilan, persalinan, nifas dan sosial
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
3. Pemeriksaan khusus
4. Pemeriksaan penunjang
5. Melihat catatan rekam medik pasien
Langkah II : Merumuskan Diagnosa/Masalah Kebidanan

Pada  langkah  ini  bidan  menganalisa   data   dasar   yang   didapat  pada  langkah   pertama, menginterpretasikannya  secara  akurat dan logis, sehingga dapat merumuskan diagnosa atau masalah  kebidanan.

Contoh I :
Data :  Ibu  tidak  haid  selama  3  bulan,  mual  dan muntah,  Plano Test +,  anak ke II ,  anak pertama berumur 1 tahun, ibu belum  menginginkan  kehamilan ke dua ini, ibu sering merasa pusing,  susah  tidur  dan  malas  makan.
Diagnosa :
- Ibu  kemungkinan  hamil G II, P I AO, 12 mg
- Kehamilan  tidak  diinginkan
Langkah III: Mengantisipasi Diagnosa/masalah potensial
Contoh I :
seorang   wanita   inpartu   dengan   pembesaran   uterus   yang   berlebihan   (    bisa    karena polyhidramnion, besar dari masa kehamilan, ibu dengan  diabetes  kehamilan, atau kehamilan kembar).
Tindakan antisipasi yang harus dilakukan:
- Menyiapkan   cairan  infus, obat   uterotonika untuk  menghindari syok hypovolemik karena   perdarahan   kala   IV
- Menyiapkan alat resusitasi bayi untuk antisipasi aspixia pada bayi baru lahir
- Memberikan posisi Mc robert untuk antisipasi kesulitan melahirkan bahu
Contoh II :
Data : Ibu anak pertama, hamil 36 minggu, perdarahan berulang dan banyak, tidak ada mules, DJJ + , tinggi fundus uteri 31 cm ,presentasi kepala, TD 110/ 70 .
Diagnosa : GI P 0 A 0 hamil 36 minggu, perdarahan antepartum, kondisi janindan ibu baik.
Tindakan antisipasi :
• Pasang infus , untuk mengantisipasi syok hypovolemik
• Menyiapkan darah untuk antisipasi syok hypovolumik
• Tidak  melakukan  periksa  dalam  untuk  menghindari  perdarahan hebat.Kaji ulang apakah tindakan antisipasi untuk  mengatasi  masalah /diagnosa  potensial  yang  diidentifikasi sudah tepat.
Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera.
Contoh I : Tindakan segera
Dari  kasus   perdarahan   antepartum   tindakan   segera   yang    harus    dilakukan    adalah :
• Observasi perdarahan, tanda-tanda vital
• Periksa / chek kadar hb
• Observasi DJA
• Rujuk ke RS ( bila di masyarakat )  atau  kolaborasi  dengan  dokter  ( bila di Rumah Sakit )
Langkah V :Menyusun Rencana Asuhan Secara Menyeluruh
Contoh : Rencana komprehensif pada kasus dengan peradarahan ante partum diatas :
• Beri tahu kondisi klien dan hasil pemeriksaan
• Berikan dukungan bagi ibu dan keluarga
• Berikan infus RL
• Observasi tanda-tanda vital , perdarahan, DJA dan tanda-tanda syok
• Chek kadar HB
• Siapkan darah
• Rujuk klien ke RS / kolaborasi dengan dokter
• Follow up ke rumah ( kunjungan rumah )
Kaji ulang apakah rencana asuhan sudah meliputi semua aspek asuhan kesehatan terhadap klien.
Langkah VI : IMPLEMENTASI
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien,efektif dan aman. Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersama-sama dengan klien, atau anggota tim kesehatan lainnya kalau diperlukan.
Penatalaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.
Langkah VII : Mengevaluasi
Pada langkah terakhir ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam diagnosa dan masalah..
Contoh : Evaluasi
• Evaluasi perdarahan ; berhenti atau tidak, jika belum berhenti jumlahnya berapa banyak ?
• Kondisi janin dan ibu ?
• Kadar Hb ?
3.      Tujuan SOP :
·         Agar petugas menjaga konsistensi pada  tingkat kinerja tertentu
·          Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
·          Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait
·           Melindungi organisasi dan staf dari malpraktik atau kesalahan administrasi
·           Menghindari kegagalan, kesalahan, keraguan dan inefisiensi

4.     Fungsi SOP :
·         Memperlancar tugas petugas/tim
·          Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan
·          Mengetahui dengan mudah hambatan-hamabatan
·             Mengarahkan petugas untuk disiplin
·            Sebagai pedoman

5.    Tujuan Operasional suatu manajemen harus mengandung unsur-unsur:
·         WHAT : Kegiatan apa yang akan dikerjakan harus jelas.
·          WHO : Sasarannya harus jelas, siapa yang akan mengerjakan, beberapa yang ingin dicapai.
·         WHEN : Kejelasan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
·         HOW : Prosedur kerjanya ( SOP ) jelas, sesuai dengan SPK  ( Standar Pelayanan Kebidanan ).
·          WHY : Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas.
·          WHERE : Kapan dan dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas.
·         Jika perlu ditambah dengan : WHICH : Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut   ( lintas sektor walaupun lintas program yang terkait ).
6.    Langkah-Langkah dalam Manajemen Kebidanan
             a.  P1 ( PERENCANAAN )
             b.  P2 ( PENGORGANISASIAN )
             c.  P3 ( PENGGERAKAN & PELAKSANAAN,PENGAWASAN & PENGENALIAN ) 7.    Perencanaan dalam Pelayanan
             a. INPUT : Man , Money, Material , Metode ,Minute / Time ,Market
b.PROSES : Perencanaan ( P1 ),Pengorganisasian ( P2 ),  Penggerakan dan    pelaksanaan,Pengawasan dan Pengendalian ( P3)
       Aspek : Tindakan medis dan tindakan Non medis
             c.OUTPUT
             d.EFFECT
 e.OUT – COME ( IMPACT )


























Referensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar