SOSIAL
BUDAYA YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN IBU
1.
Aspek sosial budaya dalam kesehatan ibu
Permasalahan utama yang saat ini masih dihadapi berkaitan dengan kesehatan
ibu di Indonesia adalah masih tingginya angka kematian ibu yang berhubungan
dengan persalinan. Menghadapi masalah ini maka pada bulan Mei 1988 dicanangkan
program Safe Motherhood yang mempunyai prioritas pada peningkatan pelayanan
kesehatan wanita terutama paada masa kehamilan, persalinan dan pasca
persalinan.
a. Perawatan kehamilan
Perawatan kehamilan
merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah
terjadinya komplikasi dan kematian ketikapersalinan, disamping itu juga untuk
menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin.
b. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante
natal care)
Memahami perilaku perawatan kehamilan adalah penting untuk mengetahui
dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri. Pada berbagai kalangan
masyarakat di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai
hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan
dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter.
Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan
kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang
sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi.
kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang
sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi.
c. Menikah usia muda
Selain dari kurangnya
pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, permasalahan-permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga
oleh faktor nikah pada usia muda yang masih banyak dijumpai di daerah pedesaan.
Disamping itu, dengan masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak
khususnya pada beberapa suku, yang menyebabkan istri mengalami kehamilan yang
berturut-turut dalam jangka waktu yang relatif pendek, menyebabkan ibu
mempunyai resiko tinggi pada saat melahirkan.
d. Gizi wanita hamil dengan kebudayaan
Permasalahan lain yang cukup
besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan karena
adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan- pantangan terhadap beberapa
makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi
dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenamya sangat
dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan
ibu dan janin. Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup
tinggi terutama di daerah pedesaan.
e. Ibu hamil lebih
mempercayai dukun beranak
Memasuki masa persalinan
merupakan suatu periode yang kritis bagi para ibu hamil karena segala
kemungkinan dapat terjadi sebelum berakhir dengan selamat atau dengan kematian.
Sejumlah faktor memandirikan peranan dalam proses ini, mulai dari ada tidaknya
faktor resiko kesehatan ibu, pemilihan penolong persalinan, keterjangkauan dan
ketersediaan pelayanan kesehatan, kemampuan penolong persalinan sampai sikap
keluarga dalam menghadapi keadaan gawat.
Di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun beranak
untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan di rumah.
Pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan pada dasarnya disebabkan
karena beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat, biaya murah, mengerti
dan dapat membantu dalam upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak
serta merawat ibu dan bayi sampai 40 hari. Disamping itu juga masih adanya keterbatasan
jangkauan pelayanan kesehatan yang ada.
f. Jauhnya pelayanan kesehatan
Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala-gejala tertentu saat persalinan
dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan dengan cepat. Tidak jarang
pula nasehat-nasehat yang diberikan oleh teman atau tetangga mempengaruhi
keputusan yang diambil. Keadaan ini seringkali pula diperberat oleh faktor
geografis, dimana jarak rumah si ibu dengan tempat pelayanan kesehatan cukup
jauh, tidak tersedianya transportasi, atau oleh faktor kendala ekonomi dimana
ada anggapan bahwa membawa si ibu ke rumah sakit akan memakan biaya yang mahal.
Selain dari faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan, faktor geografis
dan kendala ekonomi, keterlambatan mencari pertolongan disebabkan juga oleh
adanya suatu keyakinan dan sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu
yang terjadi merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan.
g. Anjuran-anjuran pasca melahirkan
Selain pada masa hamil,
pantangan-pantangan atau anjuran masih diberlakukan juga pada masa pasca
persalinan. Pantangan ataupun anjuraan ini biasanya berkaitan dengan proses
pemulihan kondisi fisik misalnya, ada makanan tertentu yang sebaiknya
dikonsumsi untuk memperbanyak produksi ASI; ada pula makanan tertentu yang
dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Secara tradisional,
ada praktek-praktek yang dilakukan oleh dukun beranak untuk mengembalikan
kondisi fisik dan kesehatan si ibu. Misalnya mengurut perut yang bertujuan
untuk mengembalikan rahim ke posisi semula; memasukkan ramuan-ramuan seperti
daun-daunan kedalam vagina dengan maksud untuk membersihkan darah dan cairan
yang keluar karena proses persalinan; atau memberi jamu tertentu untuk
memperkuat tubuh (Iskandar et al., 1996).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar