Kamis, 02 Juni 2016

Tanda Bahaya Kehamilan TM I



Tanda-tanda bahaya kehamilan pada TM 1 yang perlu ibu ketahui yaitu
1) Mual muntah berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit.
Mual muntah dapat diatasi dengan:

  1. Makan sedikit tapi sering
  2. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
  3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat.
  4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.
  5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta makanan lain.
  6. Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual
  7. Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
  8. Istirahat cukup
  9. Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu rasa mual
Komplikasi jikaseseorangitumuntahterusmenerusadalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah.
2) Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Penanganannya dapat berupa Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan meskipun tanda–tanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan intravena. Lakukan restorasi cairan darah sesuai dengan keperluan. Perdarahan ringan membutuhkan waktu lebih dari lima menit untuk membasahi pembalut atau kain bersih. Perdarahan berat membutuhkan waktu kurang dari lima menit untuk membasahi pembalut atau kain bersih.
Macam–macam perdarahan pervaginamyaitu:
1. Abortus
2. Kehamilan Mola

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan.
Macam-macamabortusyaitu:
A. Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih didalam uetrus dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Diagnosis abortus imminens ditentukan bila pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai mules-mules sedikit atau tidak sama sekali, besarnya uterus sesuai dengan usia kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan positif.Penanganan: tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total, jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan sek sual, jika: perdarahan berhenti lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.
B. Abortus Insipiens 
 Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Rasa mules labih sering dan kuat, perdarahan bertambah.Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan antibiotika.
C. Abortus Inkomplit
 Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa teringgal didalam serviks. Pada pemeriksaan vaginam, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Perdarahan yang terjadi pada abortus inkomplitus dapat banyak sekali, sehingga dapat menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebwlum sisa hasil konsepsi dikeluarkan. Apabila abortus inkomplitus disertai syok karena perdarahan, segera atasi syok, setelah keadaan menbaik baru dilakukan pengeluaran sisa konsepsi.Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan antibiotika.
D. Abortus komplit
 Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar, ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah mulai mengecil.
 Diagnosis dapat dipermudah bila hasil konsepsi yang telah keluar dapat diperiksa apakah sudah keluar semua dengan lengkap. Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan secara khusus, hanya apabila ditemukan anemia perlu diberi sulfas ferrosus (tablet Fe) atau transfusi.
E. Missed abortion
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika.
F. Kehamilan ektopik terganggu
 Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar cavum uteri. Pada keadaan ini besar kemungkinan terjadi keadaan gawat. Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.
 Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada rubtur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk dalam keadaan syok.
 Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu. Perdarahan yang berasal dari uterus biasanya tidak banyak dan berwarna coklat tua. Pada kehamilan ektopik terganggu ditemukan bahwa usaha menggerakkan serviks uteri menimbulkan rasa nyeri, demikian pula cavum Douglas menonjol dan nyeri pada perabaan.
 Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala samar-samar, sehingga sulit membuat diagnosis.
2. KehamilanMola
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janindan ditemukan jaringan seperti buah anggur. 
 Secara makroskopik mola hidatidosa mudah dikela yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm.
3) Hipertensi Gravidarum

Hipertensi dalam kehamilan
Gejala dan tanda yang selalu ada
Gejala dan tanda yang kadang-kadang ada
Diagnosis kemungkinan
Tekana diastolik ≥ 90 mmHg pada kehamilan < 20 minggu

Hipertensi kronik
Tekana diastolik 90-110 mmHg pada kehamilan < 20 minggu
Protein urin < ++

Hipertensi kronik dengan superimposed pre-eklamsia ringan
Tekana diastolik 90-110 mmHg (2 ppengukuran berjarak 4 jam) pada kehamilan > 20 minggu
Proteinurin -

Hipertensi dalam kehamilan
Tekana diastolik 90-110 mmHg (2 ppengukuran berjarak 4 jam) pada kehamilan > 20 minggu
Proteinurin ++

Pre-eklamsi ringan
Tekana diastolok ≥ 110 mmhg pada kehamilan > 20 minggu
Proteinurin ≥ +++
Nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa)
Penglihatan kabur
Oliguria (< 400ml/24 jam)
Nyeri abdomen atas (epigastrium)
Edema paru
Pre-eklamsi berat
Kejang
Tekanan diastolik ≥ 90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu
Proteinurin ≥ ++
Koma
Sama seperti pre-eklamsi berat
Eklamsia


  1)      Nyeri Perut Bagian Bawah
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang kemungkinan merupakan gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus, dapat juga disebabkan oleh sebab lain.
      Nyeri perut bagian bawah dapat ditemukan pada Apendisitis, Peritonitis, Kista ovarium, Sistitis, Pielonefritis akut, Peritonitis. Pada keadaan-keadaan tersebut, nyeri perut mungkin disertai dengan berbagai gejala dan tanda, seperti di bawah ini.
-            Kista Ovarium
+  Nyeri perut
+  Tumor adneksa pada periksa dalam
+  Massa tumor di perut bawah
+  Perdarahan vaginal ringan
-            Apendisitis
+  Nyeri perut bawah
+  Demam
+  Nyeri lepas
+  Perut membengkak
+  Anoreksia
+  Mual/muntah
+  Ileus paralitik
+  Lekositosis
-            Sistitis
+  Disuria
+  Sering berkemih
+  Nyeri perut
+  Nyeri retro/suprapubik
-            Pielonefritis akut
+  Disuria
+  Demam tinggi/menggigil
+  Sering berkemih
+  Nyeri perut
+  Nyeri retro/suprapubik
+  Nyeri pinggang
+  Sakit di dada
+  Anoreksia
+  Mual/muntah
-            Peritonitis
+  Demam
+  Nyeri perut bawah
+  Bising usus (-)
+  Nyeri lepas
+  Perut kembung
+  Anoreksia
+  Mual/muntah
+  Syok
 1)      Selaput Kelopak Mata Pucat
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel–sel ini tidak memadai untukmemberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi.
Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kira–kira 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam darah). Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.Penanganannya: anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup.
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/ keguguran.
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa pasca salin.Oleh karena itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya mengenai tanda-tanda bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis. Tanda-tandanya antara lain:
·         perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak
·         pengeluaran sekret vagina yang baunya menusuk
·         rasa sakit di bagian bawah abdomen/punggung
·         sakit kepala hebat dan terus-menerus
·         pembengkakan di wajah dan tangan
·         demam,muntah,rasa sakit waktu berkemih
·         payudara memerah,panas dan terasa sakit



Sumber :

http://www.davishare.com/2015/01/tanda-tanda-bahaya-kehamilan-pada-ibu.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar